My translation was still weird, in spite of I could catched the point, couldn’t you?
It takes a long time to make a summary:
Here’s the theory, tells about Send-a-Problem method, a kind of cooperative learning, check it out!
Thanks to Mrs. Millis
Kira-kira beginilah terjemahannya:
Struktur Send-a-Problem memberikan kesempatan siswa untuk memilih persoalan mereka sendiri dan untuk ikut berpartisipasi dalam proses problem solving kelompok mereka. Sumber jelasnya tidak pasti, tapi teori ini berasal dari Howard County, Staf Pusat Pengembangan Maryland 1989, oleh Kagan yang berorientasi penuh kepada strukur Send-a-Problem dengan memutar kartu yang berisi materi yang dipelajari.
Untuk memulai Send-a-Problem, guru harus memiliki pegangan soal untuk pembelajaran terstruktur tiap kelompok yang dapat diselesaikan mereka. Guru dapat menentukan tema, tapi siswa dapat lebih jauh “mendalami” kegiatan Send-a-Problem jika mereka terlibat sejak awal. Memakai teknik Roundtable atau Problem-Solving Terstruktur, kelompok mampu menyusun daftar topik yang ingin diselesaikan di kelas atau sesi selanjutnya.
Untuk memulai tahap problem-solving Send-a-Problem, guru memberikan amplop dengan satu soal untuk dikirim ke kelompok lain. Guru menentukan batasan waktu. Guru memberikan amplop ke kelompok satu per satu. Dalam kelas besar, beberapa kelompok dapat mengerjakan secara serempak satu soal yang sama dengan catatan kelompok-kelompok tersebut tidak duduk berdekatan.
Dalam kelas kecil, tiap kelompok dapat memilih soal mereka sendiri, dengan ketersediaan waktu yang ada. Guru memberikan pilihan soal dengan di selembar kertas, papan tulis, atau di OHP/ slide. Setiap kelompok belajar-terstruktur kemudian mengurutkan pilihan mereka. Topik lalu disepakati kelompok masing-masing. Jika waktu terbatas, guru mungkin dapat memanggil seorang anggota kelompok (yang dicirikan melalui angka, permainan kartu, atau warna) untuk mengadakan pilihan kelompoknya. Saat membalik kertas digunakan, anggota kelompok mendesak untuk mengirimkan amplop dan pilihan soal mereka mulai dikirim ke kelompok lain.
Sesekali tiap kelompok memiliki soal spesifik untuk dikerjakan, kegiatan menghasilkan dalam cara struktur lebih tinggi: (1) Tiap kelompok mendiskusikan masalah khusus yang telah dipilih dan menghasilkan dengan berbagai susunan sebanyak mungkin jawaban; jawaban lalu ditulis di selembar kertas dan dimasukkan ke dalam amplop. Nama kelompok dapat diletakkan di bagian atas lembar jawaban, (2) kelompok dikirim pindah ke kelompok lain dengan tidak membuka isi amplop. Kelompok itu, hanya melihat soal tanpa melihat jawaban kelompok lain, mengerjakan soal yang sama dan mendiskusikan solusi, menempatkan jawaban mereka dalam amplop, (3) Amplop dikirim lagi, tapi kali ini, kelompok membuka dalam amplop dan melihat jawaban dari dua kelompok lain. Mereka dapat menambah tambahan jawaban atau menggabungkan yang diberikan dua kelompok. Tugas utama kelompok terakhir, untuk menilai dua jawaban yang mungkin dari soal yang diajukan. Jika dimungkinkan, mereka dapat memberi bintang atau ceklist untuk jawaban terbaik.
Setiap langkah diperhitungan dengan hati-hati. Guru membutuhkan si-penjaga-waktu untuk jatah alokasi masing-masing waktu. Send-a-Problem dapat digunakan secara sukses seperti kegiatan berdiskusi tiap kelompok “secara cepat” dengan memberikan banyak jawaban dengan waktu terbatas. Kebanyakan, struktur digunakan sebagai sarana diskusi yang penuh arti, melalui tahap sintesis dan evaluasi, dan creative problem-solving. Hal ini terdapat di Taksonomi Bloom (1956) dikenal bahwa kegiatan ini membawa siswa ke dalam level atas berpikir kritis karena setiap langkah akhir membutuhkan evaluasi yang memuaskan.
Laporan kelompok dapat membuat sesi penutup yang bermanfaat. Pelapor-kelompok mengumumkan soal yang mereka berempat diskusikan, dua jawaban telah mereka putuskan, dan jika memungkinkan, kelompok atau kelompok atau beberapa kelompok yang mengusulkan tersebut. Kreativitas dan multi jawaban menguatkan nilai kerangkat tim-kerja.
Send-a-Problem dapat memiliki berbagai tujuan. Kagan menekankan struktur pembelajaran kooperatif dapat memajukan akademik dan keterampilan sosial. Guru akan mendapatkan Send-a-Problem dapat berguna untuk mengulang materi sebelumnya. Guru memberikan kuis atau pertanyaan latihan yang berdasarkan amplop-amplop, atau siswa dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang mungkin. Kegiatan menghasilkan seperti yang di atas, tapi pada tahap terakhir siswa mensintesis jawaban atau mungkin menentukan jawaban terbaik yang ada di dalam amplop. Untuk memperbanyak latihan, amplop dapat dipindah lebih dari sekali. Jika terdapat 5 perpindahan, maka tiap kelompok mendiskusikan lima jawaban berbeda.
Untuk contoh bidang disiplin ilmu hitung seperti matematika, dapat mengenai masalah dengan beragam pendekatan ke “masalah berasal dari bawah.” Berpusat isu pada masalah yang sulit yang tidak memiliki jawaban benar. Konsep Send-a-Problem tidak hanya dibatasi pada topik. Dalam penempatan soal amplop, geologis dapat membahas indentifikasi bebatuan; guru bahasa inggris dapat membuat beragam kartun judul gambar, membahas tentang bahasa yang dipelajari.